Ini adalah sebuah pengalaman di akhir bulan maret kemarin. Salah satu pengalaman konyol, memalukan, serasa tak pantas untuk diumumkan ke publik, tetapi sepertinya saya publikasikan saja. Biar dunia tahu kalau ada orang spesial seperti saya :D
Kejadian ini berawal dari sebuah seminar di Jogja. Sepulang dari seminar tersebut, saya dengan teman-teman saya(hueks kayak tugas bahasa Indonesia cerita -apa yang kamu lakukan saat liburan-) pergi keliling-keliling ke maskam ugm, ke jalan malioboro melihat Si Babi Yoi, dan terakhir sekedar makan bareng. Nah, setelah itu inti dari kejadian yang tak sepantasnya dipamerkan ini terjadi. Dalam perjalanan pulang, karena teman-teman dari Solo lewat Ringroad utara, akhirnya saya juga lewat jalan tersebut walaupun menurutku cukup aneh karena dari jalan C. Simanjuntak mau balik ke solo harus ke ringroad utara terlebih dahulu (.__.). Dan sebenarnya jalan ini bukan jalan yang biasanya saya lewati untuk pulang, walaupun sama cepatnya akses jalannya.
Nah, ditengah perjalanan di Ringroad utara, terjadi insiden yang terjadi karena keluputan dan kebingungan pikiran yang abstrak. Setelah mendekati perempatan Condongcatur, saya mulai sedikit melambatkan sepeda motor saya(sudah seharusnya) dan mau menoleh ke arah anak-anak solo(teman saya). Namun, tiba-tiba sepeda motor yang tak teridentifikasi yang awalnya diam(lagi di traffic light soalnya) belok kiri dengan kemiringan 60°. Dan saya sendiri mau belok kiri namun dengan kemiringan 45° (Sudut-sudut yang telah disebutkan tersebut bersifat relatif dan amat sangat tidak tepat sekali dengan yang terjadi). Dan akhirnya saya terserempet, lalu ngglebak, dan tidak dapat mengendalikan sepeda motor saya yang kemiringannya sudah menjadi....(coba hitung sendiri! males soanlya). Sepeda motor saya pun berjalan dengan menggila di pinggir jalan yang penuh bebatuan, dan dihentikan oleh tiang papan reklame.(Bukan papan reklame lo... Gila aja sampe melompat ke papan reklame). Saya pun berusaha berdiri lagi dari jatuh yang amat memalukan tersebut, saya pun berusaha stretching sedikit(aneh ya?) untuk memastikan tidak ada yang bermasalah dengan tubuh saya. Teman-teman saya pun sempat heran dan tidak mengenali orang aneh yang menabrak tiang ini. Dan akhirnya mereka tahu siapa orang aneh tersebut, saya berusaha meyakinkan kalau saya tidak apa-apa ._. Saya pun langsung pulang ke rumah dan mengurusi hal-hal penting lainnya karena motor itu sendiri pinjaman(Punya sepupu sih, tapi tidak heran setelah mendengar insiden tersebut).
Wow sepupuku tidak heran? yap karena insiden di jalan raya sebenarnya sudah sering saya alami. Yang memiliki pengaruh cukup parah ada dua lagi. Keduanya setelah perjalan pulang dari sekolah. pertama motor sepupu saya(yang mengalami insiden tiang papan reklame) Tertabrak secara tegak lurus! Bayangkan! tegak lurus, awalnya saya mau menyebrang tapi karena kurang liat-liat tiba-tiba... brak! Badan tidak luka, tetapi motor remuk. Kedua motor kakak saya, menabrak ibu-ibu yang bawa sepeda. Sama badan tidak luka, tetapi motor cukup remuk pada bagian depan, dan kap lampu pecah(sampai sekarang belum diganti!?). Soal nasib, yang saya tabrak, roda depannya penyok, akhirnya setengah dari uang saku sebulan saya, saya korbankan.
Hm... kira-kira salah siapa kejadian ini? Tidak bisa dipastikan, karena saya akui sendiri saya juga salah. Bahkan saya belum punya SIM(Jangan kaget berlebihan sampai pingsan jatuh bangun). Saya pun tidak punya hak untuk menuntuk karena secara prosedur saya sudah salah.Sabodo teuing buat yang membicarakan saya dengan freestyle. Sudahlah saya akhiri kisah tak semestinya ini. Maaf bila banyak kalimat mengganggu, Terima kasih atas perhatiannya.
Recite de: Bon Trognon
Kejadian ini berawal dari sebuah seminar di Jogja. Sepulang dari seminar tersebut, saya dengan teman-teman saya(hueks kayak tugas bahasa Indonesia cerita -apa yang kamu lakukan saat liburan-) pergi keliling-keliling ke maskam ugm, ke jalan malioboro melihat Si Babi Yoi, dan terakhir sekedar makan bareng. Nah, setelah itu inti dari kejadian yang tak sepantasnya dipamerkan ini terjadi. Dalam perjalanan pulang, karena teman-teman dari Solo lewat Ringroad utara, akhirnya saya juga lewat jalan tersebut walaupun menurutku cukup aneh karena dari jalan C. Simanjuntak mau balik ke solo harus ke ringroad utara terlebih dahulu (.__.). Dan sebenarnya jalan ini bukan jalan yang biasanya saya lewati untuk pulang, walaupun sama cepatnya akses jalannya.
Nah, ditengah perjalanan di Ringroad utara, terjadi insiden yang terjadi karena keluputan dan kebingungan pikiran yang abstrak. Setelah mendekati perempatan Condongcatur, saya mulai sedikit melambatkan sepeda motor saya(sudah seharusnya) dan mau menoleh ke arah anak-anak solo(teman saya). Namun, tiba-tiba sepeda motor yang tak teridentifikasi yang awalnya diam(lagi di traffic light soalnya) belok kiri dengan kemiringan 60°. Dan saya sendiri mau belok kiri namun dengan kemiringan 45° (Sudut-sudut yang telah disebutkan tersebut bersifat relatif dan amat sangat tidak tepat sekali dengan yang terjadi). Dan akhirnya saya terserempet, lalu ngglebak, dan tidak dapat mengendalikan sepeda motor saya yang kemiringannya sudah menjadi....(coba hitung sendiri! males soanlya). Sepeda motor saya pun berjalan dengan menggila di pinggir jalan yang penuh bebatuan, dan dihentikan oleh tiang papan reklame.(Bukan papan reklame lo... Gila aja sampe melompat ke papan reklame). Saya pun berusaha berdiri lagi dari jatuh yang amat memalukan tersebut, saya pun berusaha stretching sedikit(aneh ya?) untuk memastikan tidak ada yang bermasalah dengan tubuh saya. Teman-teman saya pun sempat heran dan tidak mengenali orang aneh yang menabrak tiang ini. Dan akhirnya mereka tahu siapa orang aneh tersebut, saya berusaha meyakinkan kalau saya tidak apa-apa ._. Saya pun langsung pulang ke rumah dan mengurusi hal-hal penting lainnya karena motor itu sendiri pinjaman(Punya sepupu sih, tapi tidak heran setelah mendengar insiden tersebut).
Wow sepupuku tidak heran? yap karena insiden di jalan raya sebenarnya sudah sering saya alami. Yang memiliki pengaruh cukup parah ada dua lagi. Keduanya setelah perjalan pulang dari sekolah. pertama motor sepupu saya(yang mengalami insiden tiang papan reklame) Tertabrak secara tegak lurus! Bayangkan! tegak lurus, awalnya saya mau menyebrang tapi karena kurang liat-liat tiba-tiba... brak! Badan tidak luka, tetapi motor remuk. Kedua motor kakak saya, menabrak ibu-ibu yang bawa sepeda. Sama badan tidak luka, tetapi motor cukup remuk pada bagian depan, dan kap lampu pecah(sampai sekarang belum diganti!?). Soal nasib, yang saya tabrak, roda depannya penyok, akhirnya setengah dari uang saku sebulan saya, saya korbankan.
Hm... kira-kira salah siapa kejadian ini? Tidak bisa dipastikan, karena saya akui sendiri saya juga salah. Bahkan saya belum punya SIM(Jangan kaget berlebihan sampai pingsan jatuh bangun). Saya pun tidak punya hak untuk menuntuk karena secara prosedur saya sudah salah.Sabodo teuing buat yang membicarakan saya dengan freestyle. Sudahlah saya akhiri kisah tak semestinya ini. Maaf bila banyak kalimat mengganggu, Terima kasih atas perhatiannya.
jadi kesimpulannya:
BalasHapuskesialan terjadi bukan hanya karena ada niat pelaku tapi juga karena adanya kesempatan, WASPADALAH WASPADALAH!!
Biasa aja kang! Re: Hezby
BalasHapus