Saya hanya ingin cerita hal-hal kecil yang pernah saya alami. Sebelum saya lupa lagi akan hal tersebut. Padahal dah lupa.
The stories from the past
Waktu kecil saya dikenal sebagai anak yang omongannya "ceplas-ceplos" atau mungkin blak-blakan(karena nanti dikirain orang-orang saya meniru A*is pakai Cpls saja ya :p) Tapi semua itu berubah sejaknegara api menyerang saya bertambah umur sampai sekarang.
Saya pernah melemparkan batu ke arah teman saya waktu kecil hingga wajahnya berdarah-darah. Sampai beberapa hari ga mau ketemu.
Saat-saat di kelas 4 SD, saya mulai lelah dengan sekolah. Hingga Sering tidak berangkat lalu berniat untuk tidak berangkat sekolah selamanya. Ibu saya pun susah(sedih) karena menghadapi ulah saya ini sorry mom.
Akibatnya, saya pindah ke sekolah lain, namun masih jarang masuk sekolah. Saya pun berusaha menjauh dari orang-orang terutama orang yang bertanya bagaimana sekolah saya. Karena tidak mau diinterogasi hal yang aneh-aneh seperti saat di psikiater (sebenarnya ga diinterogasi, tapi saya di suruh nggambar, nyeritain isi gambar, trus apa gitu lah. yang saya pikir saat itu adalah "apaan sih ini males banget. buat apa kayak ginian?").
Lalu saya menjauh dari kehidupan sosial. Saya tidak mau (lebih tepatnya malas) diajak bicara dengan orang lain. Apalagi orang asing. Sebenarnya sifat ini masih ada, tapi mudah-mudahan bisa bersosialisasi lagi dengan baik.
Wah bingung mau nulis apa lagi. yaudah deh. Sekian dan terima kasih.
Wassalam,
by: Khoirun Nawa
Contradiction in my life
Saya ini orangnya kontradiktif. (apa tu?) Beberapa hal dalam hidup saya ini dapat berlawanan satu sama lain. Penjelasan lebih lanjut dibawah aja deh bersamaan dengan penjelasan lainnya dan yang baca blog ini bakal
nyadar kontradiksi tersebut. Perlu diingat saya tidak memiliki niat menipu atau berbohong (kontradiksi sering digunakan untuk mendeteksi kebohongan).
nyadar kontradiksi tersebut. Perlu diingat saya tidak memiliki niat menipu atau berbohong (kontradiksi sering digunakan untuk mendeteksi kebohongan).
My super laziness
Ya sebenarnya saya bukan orang yang selalu malas sih. Tapi beberapa hal yang ternyata dapat saya lakukan dengan sangat mudah, tidak segera saya lakukan karena kemalasan saya. Saya seperti kisah paradox berikut:
"Ada orang yang super pemalas, saking malasnya sampai dia malas untuk bermalas-malasan"Aneh bukan? Tapi rasanya ini sangat sesuai dengan saya. Hidup saya seperti dalam daur kemalasan/kesregepan. ←contradiction detected
The stories from the past
Waktu kecil saya dikenal sebagai anak yang omongannya "ceplas-ceplos" atau mungkin blak-blakan(karena nanti dikirain orang-orang saya meniru A*is pakai Cpls saja ya :p) Tapi semua itu berubah sejak
Saya pernah melemparkan batu ke arah teman saya waktu kecil hingga wajahnya berdarah-darah. Sampai beberapa hari ga mau ketemu.
Saat-saat di kelas 4 SD, saya mulai lelah dengan sekolah. Hingga Sering tidak berangkat lalu berniat untuk tidak berangkat sekolah selamanya. Ibu saya pun susah(sedih) karena menghadapi ulah saya ini sorry mom.
Akibatnya, saya pindah ke sekolah lain, namun masih jarang masuk sekolah. Saya pun berusaha menjauh dari orang-orang terutama orang yang bertanya bagaimana sekolah saya. Karena tidak mau diinterogasi hal yang aneh-aneh seperti saat di psikiater (sebenarnya ga diinterogasi, tapi saya di suruh nggambar, nyeritain isi gambar, trus apa gitu lah. yang saya pikir saat itu adalah "apaan sih ini males banget. buat apa kayak ginian?").
Lalu saya menjauh dari kehidupan sosial. Saya tidak mau (lebih tepatnya malas) diajak bicara dengan orang lain. Apalagi orang asing. Sebenarnya sifat ini masih ada, tapi mudah-mudahan bisa bersosialisasi lagi dengan baik.
Wah bingung mau nulis apa lagi. yaudah deh. Sekian dan terima kasih.
Wassalam,
by: Khoirun Nawa
Komentar
Posting Komentar