Crimson Orb, sebutan yang saya gunakan untuk mata merah yang sedang menimpa diri saya yang lemah ini }:?! .
Semua ini berawal di tanggal 7 November 2011. Ehm, saya potong dulu ceritanya, mungkin blog saya ini kebanyakan isinya memang curhat, dan terserah pada orang-orang yang menyebutnya sampah atau hal yang tidak penting lainnya. Memang blog ini awut-awutan dan isinya asal-asalan. Tetapi saya hanya ingin sedikit mengekspresikan diri saya dalam bentuk tulisan, seperti yang dikatakan oleh para pengajar Bahasa Indonesia.*did they really teach it!?* Orang-orang memang menyebut blog semacam ini blog ababil atau semacamnya *semoga mereka tersinggung tidak tersinggung* tapi suka-suka saya, karena banyak juga toh yang terhibur. Back to the story.
Semua berawal di tanggal 7 November 2011. Kuliah pada saat itu diundur di sore hari, dan ternyata! saya duduk disamping orang yang berkacamata hitam di dalam kelas*phiky*. "Hei bukankah itu belekan? sepertinya Bakal ada epidemi," batinku. Mungkin karena kutukan atau semacamnya keesokan harinya saya tertular penyakit tersebut щ(゚Д゚щ). Tetapi, tidak ada Epidemi atau semacamnya semuanya sehat-sehat saja. Biasanya di hari jumat saya pulang kembali ke jogja, tetapi karena kondisi mata yang tidak mendukung saya tidak pulang.Saat itu bentuknya sudah mengerikan, mata saya mulai bengkak, berair, berlendir, merah merona. Dan bodohnya saya tidak memeriksakannya ke dokter. Lalu di hari sabtu, karena hari itu libur, dan saya tidak ada kerjaan. Saya bingung, saya mampir ke kontrakan teman *rizky & adi* dan ternyata! setengah penghuninya pulkam. saya pun akhirnya nonton TV di sana sampai pukul sebelas siang. Saya pun terpikir, "Balik jogja wae pa ya?" dengan kondisi mata seperti ini memang sungguh menyiksa. Sempat menimbang berkali-kali antara balik atau tidak. Karena 3 kali terakhir ke jogja, saya bersin-bersin akut. Tidak tahu penyebabnya adalah kucing-kucing baru di rumah, atau sampo dan sabun baru di rumah. Namun akhirnya saya memutuskan pulang ke jogja dengan mata sebelah.
Bayangkan saja sendiri di tengah hari yang sungguh terik, dan jalan raya yang dipenuhi dengan truk-truk mengerikan dan asap kendaraan yang menggelora. Saya pun terpaksa harus sesekali menutup mata kiri saya. Yap, hanya mata kiri, karena yang terinfeksi hanya sebelah, sempat ragu ini belekan atau bukan, karena hanya sebelah saja yang kena. Saya memang super nekat saat itu, hanya dengan satu mata mengendarai sepeda motor dari solo ke yogya. *hey, I use Y!* Sesampainya di rumah, rasanya sungguh lelah, walaupun mata tidak basah karena airnya menguap terpapar sinar matahari, tapi mataku terlihat lebih bengkak dari biasanya. Di hari minggu, merupakan saat yang mengerikan, karena keadaan sungguh parah! Mata kanan-ku juga ikut terkena. Akhirnya saya berencana untuk tidak ke solo senin besok. Di hari senin-nya saya setelah mengantarkan ibu saya ke Gedung Radiopoetro(kantornya). Saya pergi ke rumah sakit mata yang cukup terkenal di Jogja. Hal yang mengesankan adalah lamanya pemeriksaan yang begitu singkat, dan lamanya menunggu panggilan pemeriksaan yang memakan waktu tiga jam! Sepertinya sudah biasa dengan orang-orang secara umumnya kan? Tapi bagi saya cukup mengesankan karena saya biasanya kalau ke rumah sakit, masuk ke UGD trus perawatan & pemeriksaanya agak lama*ya iyalah lha wong parah*. Dan hal mengesankan lainnya adalah saya diberi obat tetes mata yang harus diteteskan ke mata tiap satu jam, jika rasanya sudah mulai baikan, diperlama jadi 2 jam sampai sembuh.
Karena cara pengobatannya yang harus strict seperti itu saya memutuskan untuk tidak kembali ke solo, sampai saya merasa sudah agak baikan. Tetapi, tiba-tiba penyakit malas limit tak terhingga menderu ~ooffffffffhhhtt. Dan sampai hari ini, Kamis, 17 November 2011, saya masih bersantai-santai di rumah, walaupun mata saya sudah tidak bengkak. O ya, setelah bengkaknya hilang, mata saya terlihat agak biru-keunguan seperti habis ditonjok orang. Bulu mata sebelah kiri pun jadi nampak lebih lentik, apakah blobok itu pupuk buat rambut ya? Sebenarnya sekarang masih ada bercak-bercak merah, di mata. Tidak tahu apakah saya kurang benar meneteskan obatnya atau apa, karena merahnya tidak merata seperti ini. tapi ya sudahlah, banyak hal yang saya lewati di solo. Jadi terpikir, jika di IF tidak ada saya bakal seperti apa ya? mungin tidak akan seperti apa-apa, antara sebelum dan sesudah -___-". Sepertinya sampai di sini cerita aneh saya, cerita ini sepertinya kurang pantas dipublikasikan ke tempat umum (googling: dunia maya) tetapi cerita ini hanya sebagian dari cerita-cerita yang belum saya ceritakan karena lebih tidak pantas.Oh ya untuk teman-teman saya yang ternyata juga ikutan kena, semoga lekas sembuh. Sekian dari saya, Selebihnya mohon maaf, kurangnya terima kasih *lho*. Wassalam.
Real Stoire by:خيرالنوى|æ–°∥
ahahahaha,, nawa_chan ra mutu.wkwkwk
BalasHapusSemoga tidak menular pada teman2 yang lain yaa~~
BalasHapusgaha ternyata ada yang ngomen :P sampai saat ini masih ada bercak merah di mata O.O lihat tanggal 27 nanti (ga tau jadi apa)
BalasHapus