Piye le ngguyu?

Ini hanya pendapatku tentang ketawa

Ketika kuprhatikan orang-orang, cara ketawa orang itu berbeda-beda, dari suaranya, mukanya, ekspresinya dan yang paling penting adalah yang ditertawakan. Coba pikir, mengapa bisa tertawa ketika melihat sesuatu yang... dapat menyebabkan ketawa.

Seperti kata orang "States of Western" bahwa keburukan orang Indonesia adalah mentertawakan kesalahan orang lain (hal ini dianggap ketawa yang tidak sehat), aku setuju dengan pendapat ini walaupun kadang aku juga ikutan ketawa (ketawa itu menular).



Ada juga orang yang tertawa dipenderitaan orang lain(lho?!). Misalnya kecebur got, kesandung muka kena tai, dan lain-lain. Mungkin orang yang barusan ketawa bakal berhenti kalo yang ditertawakan dah mutung, nangis, ngamuk, sekarat, 'n mati.

Hal yang paling sering ditertawakan adalah tingkah aneh, konyol, dan kegilaan orang lain. Tapi ada pendapat (lupa dari mana) bahwa dengan menetertawakan orang lain itu kurang sehat. Lebih baik tertawakan bagian dari diri sendiri. Kedengaran aneh ya tapi katanya tuh tertawa alami dan bukan karena kelakuan orang lain itu lebih menggiatkan kelenjar---(lupa namanya silakan gogling), sehingga dapat mengurangi stres lebih baik.

My opinion

"I laugh when I'm happy." Tertawa ketika dalam keadaan senang, mungkin ketawa ini tidak akan seheboh ketika melihat lawakan atau melihat bentuk jempolmu dan anak-anaknya. Tapi ini dapat memberikan sebuah kenangan baik. Dan berlawanan dengan keadaan stress. Plus, ini adalah ketawa karena bahagia, bukan bahagia karena ketawa.Ketawa- ketawa sendiri itu bukan masalah, orang ketawa sendiri itu bukan orang gila, tapi orang gila itu ketawa-ketawa sendiri.

Keliatanya agak mbulet-mbulet lan ruwet-ruwet. Jadi, "If you want to understand, increase your brain usage, think deeply up to Trance condition. But be careful, maybe you'll be unconscious for a time. And when you become conscious, you realize that you was on your bed and someone pray on you.

by: Khyr Alnw